PENYAJIAN HADIS
Hadis-hadis yang
digunakan oleh ulama dalam keharusan pemakaian cadar bagi perempuan terdapat
pada riwayat Abu Dawud, Bukhari, Muslim, dan Ahmad bin Hanbal. Penulis dalam
hal ini memfokuskan pembahasan pada dua riwayat saja, yaitu riwayat Abu Dawud
dan Ahmad bin Hanbal. Sedangkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim hanya penulis
lampirkan pada bagian akhir pada bab ini sebagai syahid dan tabi`.
A.
Penyajian
Sanad dan Matan Hadis Riwayat Abu Dawud dan Ahmad bin Hanbal
1. Hadis Riwayat Abu Dawud,
حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ أَبِي زِيَادٍ
عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ :كَانَ الرُّكْبَانُ يَمُرُّونَ بِنَا وَنَحْنُ مَعَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُحْرِمَاتٌ فَإِذَا حَاذَوْا بِنَا
سَدَلَتْ إِحْدَانَا جِلْبَابَهَا مِنْ رَأْسِهَا عَلَى وَجْهِهَا فَإِذَا جَاوَزُونَا
كَشَفْنَاهُ.[1]
Telah menceritakan
kepada Kami Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepada Kami Husyaim, telah
mengabarkan kepada Kami Yazid bin Abu Ziyad dari Mujahid dari Aisyah ia
berkata; orang-orang yang berkendaraan melewati Kami sementara Kami sedang
berihram bersama Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam kemudian apabila
mereka dekat dengan Kami maka salah seorang diantara Kami menutupkan jilbabnya
dari kepala ke wajahnya, kemudian apabila mereka telah melewati Kami maka Kami
membukanya. (H.R. Abu Dawud)
Hadis
di atas setelah penulis telusuri dalam kitab Mu`jam Al-Mufahras Lil al-Faazi
al-Hadis Al-Nabawi karya A.J Wensinck dengan lafaz سدلت hanya diriwayatkan oleh Abu
Dawud dalam kitab Manasik: bab ke 23[2], begitu
juga dengan lafaz وجه.[3]
Adapun jika menggunakan lafazجلباب disebutkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan
oleh Ahmad bin Hanbal pada jilid ke enam halaman 20[4], Hadis
ini tidak penulis temukan dalam kitab mu`jam dengan menggunakan lafazركب dan حاذوا.
Dalam
penelitian ini penulis terfokus pada riwayat Abu Dawud saja, karena riwayat
Ahmad bin Hanbal merupakan hadis yang kemudian diriwayatkan oleh Abu Dawud
juga. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Abu Dawud bahwa ia
meriwayatkan hadis itu dari Ahmad bin Hanbal dengan teks matan yang
sama.
a.
I`tibar Sanad
Hadis
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud ini diawali dengan kata حَدَّثَنَا
yang disandarkan kepada Ahmad bin Hanbal dan disebut sebagai sanad
pertama sekaligus sebagai periwayatan terakhir. Sedangkan sanad terakhir
adalah `Aisyah sekaligus periwayatan pertama yang menyampaikan hadis dari
sumber utama, yaitu Nabi SAW.
Berikut
ini dikemukakan urutan periwayatan dan urutan sanad dari hadis riwayat Abu
Dawud:
No
|
Nama
Periwayat
|
Sighat
yang
digunakan
|
Urutan
Periwayat
|
Urutan
Sanad
|
1.
|
`Aisyah
|
قال
|
Periwayat 1
|
Sanad ke 5
|
2.
|
Mujahid
|
عن
|
Periwayat 2
|
Sanad ke 4
|
3.
|
Yazid bin Abi Ziyad
|
عن
|
Periwayat 3
|
Sanad ke 3
|
4.
|
Husyaim
|
اخبرنا
|
Periwayat 4
|
Sanad ke 2
|
5.
|
Ahmad bin Hanbal
|
حدثنا
|
Periwayat 5
|
Sanad ke 1
|
6.
|
Abu Dawud
|
حدثنا
|
Periwayat 6
|
Mukharij Hadits
|
c.
Jarh wa
Ta`dil Sanad Hadis
No
|
Nama
Periwayat
|
Lahir/
Wafat
(th)
|
Guru
|
Murid
|
Pendapat
Para
Kritikus
Hadis
|
1.
|
`Aisyah binti Abi
Bakar Ash Shiddiq
(Ummu `Abdullah)
|
W.
58
H
|
Rasulul
lah SAW.
|
-Mujahid bin Jabar
-Shahabat
|
Ummahatul
Mukminin
|
2.
|
Mujahid bin Jabar
(Abu
Al Hajjaj)
|
W.
102 H
|
-Tamim
Abi salamah
-Jabir
bin Abdullah al anshoriy
-
Abu Hurairah
-
Aisyah r.a
|
-Aban
bin Shalih
-Ibrahim
bin Muhajir
-Ayub
al Sakhtiyaniy
-
Yazid bin Abi Ziyad
|
Yahya
bin Ma`in: Tsiqah
Abu
Zur`ah: Tsiqah
Ibnu
Hajar al `Asqalani: Imam ilmu Tafsir
Adz
Zhahabi: Imam ilmu Tafsir
Adz
Dzahabi: Hujjah
|
3.
|
Yazid bin Abi Ziyad
(Abu `Abdullah)
|
W.
136 H
|
-Mujahid
bin Jabar al Makkiy
-Abdullah
bin Al-Harits bin Naufal
-Abdullah
bin Muhammad bin `Uqail
-Atha`
bin Abi Rabah
-Yazid bin Abi Ziyad
(bapaknya)
|
-Hiban
bin Ali
-Sufyan
al-Tsauriy
-Sufyyan
bin Uyainah
-Husyaim
bin Basyir
|
Yahya
bin Ma`in: laisa bi qowi
Abu
Zur`ah: Layyin
Abu
Hatim: Laisa bi qowi
Ibnu
Sa`d: Dha`if
Ibnu
Qani`: Dha`if
An
Nasa`i: laisa bi qowi
Ibnu
Hajar al `Asqalani: Dha`if
Adz
Dzahabi: “shaduuq, syi`ah”
|
4.
|
Husyaim
bin Basyir bin Al Qasim bin Dinar
(Abu
Mu`awiyah)
|
L. 104 H
W.183H
|
-Al
ajlah bin Abdullah alkindi
-ismail
bin abi Khalid
-ismail
bin Salim al asady
-Yazid
bin Abi Ziyad
|
-Ibrahim
bin Abdullah bin Hatim
-Ahmad
bin Ibrahim al duruqiy
-Ahmad
bin Hanbal
-
Daud bin Rasyid
|
Abu
Hatim: Tsiqah
Ibnu
Sa`d: Tsiqah Tsabat
Al
`Ajli: Tsiqah
Ibnu
Hibban: Tsiqah
Ibnu
Hajar al`Asqalani: Tsiqah Tsabat
Adz
Dzahabi: Tsiqah imam
|
5.
|
Ahmad
bin Muhammad bin Hanbal bi Hilal bin Asad
(Abu
`Abdullah)
|
241
H
|
-Ibrahim
bin Khalid al shan`aniy
-Jabir
bin Nuh
-Ja`far
bin Aun
-Husyaim
bin Basyr.
|
-Bukhari
-Muslim
-Abu Dawud
|
Al
`Ajli: Tsiqah Tsabat
Ibnu
Madini: Di antara kami tidak ada yang lebih hafal darinya.
Abu
Zur`ah Arrazy: Hafal Satu Juta Hadis
Qatibah
bin Sa`id: Imam dunia
|
Sumber : Tahzibu al
Kamal, Al Mizzi (Maktabah Asy-Syamilah)
d.
Kualitas Hadis
Al-Mundziri
berkata: dikeluarkan dari Ibnu Majah, dan dingatkan oleh Sa`id bin Yahya bin
Sa`id al-Qath-than dan Yahya bin Ma`in bahwasanya Mujahid tidak mendengar dari
Aisyah. Dan berkata Abu Hatim Al-Razi: Mujahid dari Aisyah Mursal.[5]
Dilihat
dari persambungan sanad hadis di atas, Aisyah ra, jelas bertemu dengan
Rasulullah dan banyak mengambil hadis darinya. Aisyah juga tercatat mempunyai
murid bernama Mujahid bin Jabar. Dari segi umur dimungkinkan Mujahid dan Aisyah
bertemu dan meriwayatkan hadis darinya. Sementara kalau dilihat dari ke-dhabit-an
dan ke-adil-an sesuai dengan pendapat para kritikus hadis, Mujahid
dinilai sebagai sanad yang dhabit dan adil.
Yazid
bin Abi Ziyad secara persambungan sanad tercatat sebagai sanad
yang bersambung dengan Mujahid yang menjadi gurunya. Hal ini dapat dibuktikan
dengan jarak umur antara keduanya yang tidak terlalu jauh. Namun dari segi jarh,
Yazid bin Abi Ziyad dinilai sebagai sanad yang dha`if, walaupun
menurut Adz Dzahabi adalah Shaduuq. Hal ini kemudian dipakailah kaidah
umum ilmu hadis yaitu mendahukan yang jarh dari yang ta`dil, sehingga
Yazid bin Abi Ziyad tetap dinilai sebagai sanad yang dha`if.
Husyaim
bin Basyir secara persambungan sanad tercatat sebagai sanad yang
bersambung dengan Yazid bin Abi Ziyad yang menjadi gurunya. Hal ini bisa
dilihat dari jarak umur antara keduanya yang memungkinkan mereka memang pernah
bertemu. Secara jarh dan ta`dil, Husyaim bin Basyir dinilai
sebagai sanad yang ta`dil oleh para kritikus hadis.
Ahmad
bin Hanbal juga tercatat sebagai sanad yang bersambung dengan Husyaim bin
Basyir yang juga sebagai gurunya. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan melihat
jarak umur keduanya yang tidak terlalu jauh yang memungkinkan keduanya bertemu.
Ulama kritikus hadis juga menilai Ahmad bin Hanbal sebagai sanad yang adil.
Ahmad bin Hambal juga tercatat sebagai guru Abu Dawud yang meriwayatkan hadis
terakhir.
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara ketersambungan sanad,
hadis ini adalah sanadnya bersambung. Sementara ditinjau dari jarh
dan ta`dilnya periwayat, maka terdapat satu riwayat yang terjarh
yaitu Yazid bin Abi Ziyad, maka hadis ini akhirnya menjadi dha`if dari
segi jarh rawinya. Akan tetapi ia didukung oleh hadis yang kuat (syahid)
dari hadis yang lain sehingga kedudukan hadis ini bisa meningkat menjadi Hasan.
[1] Lihat `Aunul Ma`bud Syarah Sunan Abu
Dawud, juz III, kitab Manasik, hadis ke 1830, bab ke 34, halaman
507.
[2]
A.J. Wensinck, Mu`jam
Al-Mufahras Lil al-Faazi al-Hadis Al-Nabawi, jilid 2 hlm. 444.
[4] Ibid., jilid 1 hlm. 304.
[5] Lihat `Aunul Ma`bud Syarah Sunan Abu
Dawud, juz III, kitab Manasik, hadis ke 1830, bab ke 34, halaman
507.
[6] Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin
Hanbal, Juz 6, bab Saidah Aisyah Rha. Halaman. 194.
[7]
A.J. Wensinck, Op.Cit., jilid
1 hlm. 353.
[8]
Ibid., jilid 2 hlm. 79.
[9] Bukhari, Shahih Bukhari, Kitab
Peperangan, bab hadis Ifki.
[10] Shahih Muslim bi Syarah Al- Nawawi,
terbitan Dar Al-Fikr; Beirut, Libanon, tahun 2008. Pada juz 17-18, bab Taubat,
bab ke 10, hadis ke 56, halaman 103.
0 komentar:
Posting Komentar