Pages

Labels

Jumat, 07 Desember 2012

ANALISIS TERHADAP HADIS YANG DIJADIKAN DASAR MEMAKAI CADAR BAGI PEREMPUAN

PENYAJIAN HADIS
Hadis-hadis yang digunakan oleh ulama dalam keharusan pemakaian cadar bagi perempuan terdapat pada riwayat Abu Dawud, Bukhari, Muslim, dan Ahmad bin Hanbal. Penulis dalam hal ini memfokuskan pembahasan pada dua riwayat saja, yaitu riwayat Abu Dawud dan Ahmad bin Hanbal. Sedangkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim hanya penulis lampirkan pada bagian akhir pada bab ini sebagai syahid dan tabi`.
A.      Penyajian Sanad dan Matan Hadis Riwayat Abu Dawud dan Ahmad bin Hanbal
1.    Hadis Riwayat Abu Dawud,
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ أَبِي زِيَادٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ :كَانَ الرُّكْبَانُ يَمُرُّونَ بِنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُحْرِمَاتٌ فَإِذَا حَاذَوْا بِنَا سَدَلَتْ إِحْدَانَا جِلْبَابَهَا مِنْ رَأْسِهَا عَلَى وَجْهِهَا فَإِذَا جَاوَزُونَا كَشَفْنَاهُ.[1]
Telah menceritakan kepada Kami Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepada Kami Husyaim, telah mengabarkan kepada Kami Yazid bin Abu Ziyad dari Mujahid dari Aisyah ia berkata; orang-orang yang berkendaraan melewati Kami sementara Kami sedang berihram bersama Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam kemudian apabila mereka dekat dengan Kami maka salah seorang diantara Kami menutupkan jilbabnya dari kepala ke wajahnya, kemudian apabila mereka telah melewati Kami maka Kami membukanya. (H.R. Abu Dawud)
Hadis di atas setelah penulis telusuri dalam kitab Mu`jam Al-Mufahras Lil al-Faazi al-Hadis Al-Nabawi karya A.J Wensinck dengan lafaz  سدلت hanya diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Manasik: bab ke 23[2], begitu juga dengan lafaz وجه.[3] Adapun jika menggunakan lafazجلباب  disebutkan bahwa hadis tersebut diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal pada jilid ke enam halaman 20[4], Hadis ini tidak penulis temukan dalam kitab mu`jam dengan menggunakan lafazركب  dan حاذوا.
Dalam penelitian ini penulis terfokus pada riwayat Abu Dawud saja, karena riwayat Ahmad bin Hanbal merupakan hadis yang kemudian diriwayatkan oleh Abu Dawud juga. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Abu Dawud bahwa ia meriwayatkan hadis itu dari Ahmad bin Hanbal dengan teks matan yang sama.

a.      I`tibar Sanad
Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud ini diawali dengan kata حَدَّثَنَا yang disandarkan kepada Ahmad bin Hanbal dan disebut sebagai sanad pertama sekaligus sebagai periwayatan terakhir. Sedangkan sanad terakhir adalah `Aisyah sekaligus periwayatan pertama yang menyampaikan hadis dari sumber utama, yaitu Nabi SAW.




 



Berikut ini dikemukakan urutan periwayatan dan urutan sanad dari hadis riwayat Abu Dawud:

No

Nama Periwayat
Sighat
yang digunakan

Urutan Periwayat

Urutan Sanad
1.
`Aisyah
قال
Periwayat 1
Sanad ke 5
2.
Mujahid
عن
Periwayat 2
Sanad ke 4
3.
Yazid bin Abi Ziyad
عن
Periwayat 3
Sanad ke 3
4.
Husyaim
اخبرنا
Periwayat 4
Sanad ke 2
5.
Ahmad bin Hanbal
حدثنا
Periwayat 5
Sanad ke 1
6.
Abu Dawud
حدثنا
Periwayat 6
Mukharij Hadits

c.        Jarh wa Ta`dil Sanad Hadis

No

Nama Periwayat

Lahir/
Wafat (th)

Guru

Murid

Pendapat Para
Kritikus Hadis
1.

`Aisyah binti Abi Bakar Ash Shiddiq
(Ummu `Abdullah)

W.
58 H
Rasulul
lah SAW.
-Mujahid bin Jabar
-Shahabat

Ummahatul Mukminin
2.
Mujahid bin Jabar
(Abu Al Hajjaj)

W. 102 H
-Tamim Abi salamah
-Jabir bin Abdullah al anshoriy
- Abu Hurairah
- Aisyah r.a
-Aban bin Shalih
-Ibrahim bin Muhajir
-Ayub al Sakhtiyaniy
- Yazid bin Abi Ziyad

Yahya bin Ma`in: Tsiqah
Abu Zur`ah: Tsiqah
Ibnu Hajar al `Asqalani: Imam ilmu Tafsir
Adz Zhahabi: Imam ilmu Tafsir
Adz Dzahabi: Hujjah
3.
Yazid bin Abi Ziyad
(Abu `Abdullah)
W. 136 H
-Mujahid bin Jabar al Makkiy
-Abdullah bin Al-Harits bin Naufal
-Abdullah bin Muhammad bin `Uqail
-Atha` bin Abi Rabah
-Yazid bin Abi Ziyad (bapaknya)
-Hiban bin Ali
-Sufyan al-Tsauriy
-Sufyyan bin Uyainah
-Husyaim bin Basyir

Yahya bin Ma`in: laisa bi qowi
Abu Zur`ah: Layyin
Abu Hatim: Laisa bi qowi
Ibnu Sa`d: Dha`if
Ibnu Qani`: Dha`if
An Nasa`i: laisa bi qowi
Ibnu Hajar al `Asqalani: Dha`if
Adz Dzahabi: “shaduuq, syi`ah”
4.
Husyaim bin Basyir bin Al Qasim bin Dinar
(Abu Mu`awiyah)
L. 104 H
W.183H
-Al ajlah bin Abdullah alkindi
-ismail bin abi Khalid
-ismail bin Salim al asady
-Yazid bin Abi Ziyad
-Ibrahim bin Abdullah bin Hatim
-Ahmad bin Ibrahim al duruqiy
-Ahmad bin Hanbal
- Daud bin Rasyid
Abu Hatim: Tsiqah
Ibnu Sa`d: Tsiqah Tsabat
Al `Ajli: Tsiqah
Ibnu Hibban: Tsiqah
Ibnu Hajar al`Asqalani: Tsiqah Tsabat
Adz Dzahabi: Tsiqah imam
5.
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bi Hilal bin Asad
(Abu `Abdullah)
241 H
-Ibrahim bin Khalid al shan`aniy
-Jabir bin Nuh
-Ja`far bin Aun
-Husyaim bin Basyr.
-Bukhari
-Muslim
-Abu Dawud
Al `Ajli: Tsiqah Tsabat
Ibnu Madini: Di antara kami tidak ada yang lebih hafal darinya.
Abu Zur`ah Arrazy: Hafal Satu Juta Hadis
Qatibah bin Sa`id: Imam dunia

Sumber : Tahzibu al Kamal, Al Mizzi (Maktabah Asy-Syamilah)

d.      Kualitas Hadis
Al-Mundziri berkata: dikeluarkan dari Ibnu Majah, dan dingatkan oleh Sa`id bin Yahya bin Sa`id al-Qath-than dan Yahya bin Ma`in bahwasanya Mujahid tidak mendengar dari Aisyah. Dan berkata Abu Hatim Al-Razi: Mujahid dari Aisyah Mursal.[5]
Dilihat dari persambungan sanad hadis di atas, Aisyah ra, jelas bertemu dengan Rasulullah dan banyak mengambil hadis darinya. Aisyah juga tercatat mempunyai murid bernama Mujahid bin Jabar. Dari segi umur dimungkinkan Mujahid dan Aisyah bertemu dan meriwayatkan hadis darinya. Sementara kalau dilihat dari ke-dhabit-an dan ke-adil-an sesuai dengan pendapat para kritikus hadis, Mujahid dinilai sebagai sanad yang dhabit dan adil.
Yazid bin Abi Ziyad secara persambungan sanad tercatat sebagai sanad yang bersambung dengan Mujahid yang menjadi gurunya. Hal ini dapat dibuktikan dengan jarak umur antara keduanya yang tidak terlalu jauh. Namun dari segi jarh, Yazid bin Abi Ziyad dinilai sebagai sanad yang dha`if, walaupun menurut Adz Dzahabi adalah Shaduuq. Hal ini kemudian dipakailah kaidah umum ilmu hadis yaitu mendahukan yang jarh dari yang ta`dil, sehingga Yazid bin Abi Ziyad tetap dinilai sebagai sanad yang dha`if.
Husyaim bin Basyir secara persambungan sanad tercatat sebagai sanad yang bersambung dengan Yazid bin Abi Ziyad yang menjadi gurunya. Hal ini bisa dilihat dari jarak umur antara keduanya yang memungkinkan mereka memang pernah bertemu. Secara jarh dan ta`dil, Husyaim bin Basyir dinilai sebagai sanad yang ta`dil oleh para kritikus hadis.
Ahmad bin Hanbal juga tercatat sebagai sanad yang bersambung dengan Husyaim bin Basyir yang juga sebagai gurunya. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan melihat jarak umur keduanya yang tidak terlalu jauh yang memungkinkan keduanya bertemu. Ulama kritikus hadis juga menilai Ahmad bin Hanbal sebagai sanad yang adil. Ahmad bin Hambal juga tercatat sebagai guru Abu Dawud yang meriwayatkan hadis terakhir.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara ketersambungan sanad, hadis ini adalah sanadnya bersambung. Sementara ditinjau dari jarh dan ta`dilnya periwayat, maka terdapat satu riwayat yang terjarh yaitu Yazid bin Abi Ziyad, maka hadis ini akhirnya menjadi dha`if dari segi jarh rawinya. Akan tetapi ia didukung oleh hadis yang kuat (syahid) dari hadis yang lain sehingga kedudukan hadis ini bisa meningkat menjadi Hasan.





[1] Lihat `Aunul Ma`bud Syarah Sunan Abu Dawud, juz III, kitab Manasik, hadis ke 1830, bab ke 34, halaman 507.
[2] A.J. Wensinck, Mu`jam Al-Mufahras Lil al-Faazi al-Hadis Al-Nabawi, jilid 2 hlm. 444.
[3] Ibid., jilid 7 hlm. 152.
[4] Ibid., jilid 1 hlm. 304.
[5] Lihat `Aunul Ma`bud Syarah Sunan Abu Dawud, juz III, kitab Manasik, hadis ke 1830, bab ke 34, halaman 507.

[6] Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 6, bab Saidah Aisyah Rha. Halaman. 194.
[7] A.J. Wensinck, Op.Cit., jilid 1 hlm. 353.
[8] Ibid., jilid 2 hlm. 79.
[9] Bukhari, Shahih Bukhari, Kitab Peperangan, bab hadis Ifki.
[10] Shahih Muslim bi Syarah Al- Nawawi, terbitan Dar Al-Fikr; Beirut, Libanon, tahun 2008. Pada juz 17-18, bab Taubat, bab ke 10, hadis ke 56, halaman 103.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates