Pages

Labels

Senin, 28 November 2011

Pemikiran Hadits Joseph Schacht (orientalis)

oleh: Sulaiman


BAB I
PENDAHULUAN
a.        Latar Balakang
Secara garis besar, kelompok orien­talis dibagi menjadi dua. Pertama, kelompok moderat dan tidak fanatik yang da­pat berbuat adil dalam prinsip keilmuan penuh kejujuran. Kelompok ini diwakili oleh nama-nama seperti Jenny Pieere, Carl Leil, Tolstoy, dll. Kedua, kaum fanatik yang tidak berlaku adil dalam prinsip keil­muan dan condong menutupi kebenaran yang ada serta tidak memilki metode keilmuan yang memadai.
Kajian keislaman pada mulanya ha­nya­ ditujukan kepada materi-materi keislam­­an secara umum. Baru pada masa-masa belakangan, mereka mengarahkan kajiannya secara khusus kepada bidang hadits nabi. Sarjana Ba­rat yang pertama kali melakukan kajian terhadap hadits nabi adalah Ignaz Goldziher (1850-1921), seorang orientalis Yahudi kela­hi­ran Hongaria dengan karya berjudul Muhammedanische Studien (Studi Islam). Buku yang kemudian dijadikan semacam “kitab suci” para orientalis saat ini.

Senin, 07 November 2011

PEMIKIRAN HADIS PROF. DR. H.M. SYUHUDI ISMAIL

Oleh: Jumardi
I. Pendahuluan
Semenjak Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia, dan banyak orang berbondong-bondong memeluk Islam dan mempelajari ajarannya, saat itu tidak dapat dibendung lagi dan tidak terdeteksi lagi dimana tempat dan kapan waktu umat Islam mempelajari berbagai Ilmu. Karena hal itulah para ulama mulai membakukan suatu metode yang sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi dan para sahabat.

Ilmu hadis merupakan satu ilmu yang sangat penting menjadi perhatian para ulama, karena selain ia sebagai pedoman Islam kedua setelah al-Quran, ia juga sebagai proteks jika suatu saat ada pihak yang ingin menghancurkan Islam. Wajar banyak para pakar keilmuan mengatakan kalau ilmu hadis lah yang susah dimanipulasi metodenya yang terlengkap dan terbaik.
Maka karena itulah, banyak umat Islam berbondong-bondong belajar, meneliti, dan kemudian mengajarkannya kepada generasi ke generasi. Namun, karena ilmu hadis adalah ilmu yang susah dan rumit dipahami bagi khalayak umum, timbulah inisiatif para ulama atau para peneliti khususnya dibidang hadis untuk memberikan metode-metode yang mungkin dapat memudahkan memahami hadis Nabi secara jelas. Mulai dari Ilmu ini berasal sampai keseluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Di Indonesia penelitian hadis dimulai pada abad ke 17 dengan ditulisnya kitab-kitab hadis oleh Nur al-Din al-Raniri dan ‘Abd al-Rauf al-Sinkili.(Penulisan hadis di Indonesia, net). Hingga akhirnya sampai abad ke 20. Pada abad ke 20 ini ilmu hadis dan penelitian-penelitian hadis sudah masuk ke perguruan tinggi, mulai dari sarjana sampai doctoral.

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates